3 Alasan Minyak Goreng Langka Sehingga Ditemukannya Timbunan 1,1 Juta Kilogram
Bingkaiberita.com – Kelangkaan minyak goreng yang terjadi diberbagai daerah membuat para pengusaha minyak ini menimbun hingga jutaan kilogram. Apa sebenarnya penyebab terjadinya kelangkaan minyak goreng di pasaran hingga mereka banyak yang menimbun
Sebenarnya yang ditemukan di Deliserdang bukanlan penimbunan karena setiap dua hari sekai dilakukan distribusi. Informasi yang diterima memang diduga sebagai gudang timbunan minyak oleh Satgas Pangan namun ternyata tiap dua hari sekai didistribusikan ke rumah makan, mall dan lain sebagainya.
Orang Awam inilah yang membuat kegaduhan di Indonesia sehingga publik yang tidak mengetahui informasi secara pasti menyebarkaannya hingga viral. Diketahui bahwa minyak goreng tersebut ditemuka di salah satu gudang yang dimiliki oleh PT. Salim Ivomas Pratama Tbk di Jalan Sudirman, Petapahan, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang
Diduga masih banya yang ditumpuk lantaran manajemen perusahaan merugi jika melakukan penjualan satu harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Jika dihitung-hitung tida ada kelangkaan yang terjadi di Sumatra Utara jika disebarluaskan ke wilaya tersebut.
Permendag No6/2022 tentang Penetapan Harga Eceran Minyak Goreng ini telah diatur sehingga manajeme perusahaan bisa mengklaim kerugiannya kepada pemerintah dan tidal ada alasan lagi untuk tidak disebarluaskan karena pemerinta memiliki mekanisme dilapangan baik itu produsen, distributer dan penjual harus memastikan barang ada di pasaran.
Nah, apa yang menjadi alasan penyebab langkanya minyak goreng yang ada di Indonesia?
Meskipun pemerintah suda memberikan subsidi minyak goreng tida sedikit sebesar 3,6 trilyun namun masih ada keluhan di Masyarakat masih susah untuk mendapatkan minyak goreng ini diritel modern baik pedagang tradisional maupun warung tidak banyak yang menjual minyak goreng ini. Dan inilah beberapa alasan tingginya harga mintak goreng yang menyebabkan kelangkaan yang terjadi di Indonesia
Pertama, Suplai CPO Terbatas
Nah, CPO dengan bahan dasar yang mahal di dunia membuat para pengusaha bingung apalagi pemerintah saat ini menetapkan harga eceran tertinggi karena memang saat ini penjual masih menjual minyak goreng dari stock lama mereka
Para pedagang memang tidak sanggup untuk menjual produk stock lama mereka dengan harga terbaru dari pemerintah sementara nanti jika ketauan menjual dengan harga tinggi maka akan kena sanksi dari pemerintah
Kedua, CPO Internasional Mengalami Kenaikan, sehingga pasokan dalam Negeri Menurun
Karena harga bahan dasar CPO Internasional masih mengalami kenaikan maka untuk pemenuhan CPO di dalam negeri masih terbatas atau turunya pasokan CPO dalam negeri sehingga menimbulkan kepanikan dan kelangkaan yang tidak sesuai dengan permintaan pasar yang tinggi
Meskipun Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak dan kelapa sawit nomor satu di dunia mereka masih tetap menggunakan harga CPO Internasional sehingga ketidaksiapan pemerintah dalam mengatasi ini semua hanya menggunakan subsidi yang notabene kurang begitu efektif
Ketiga, Penimbunan Minyak Goreng
Salah satu permainan yang dilakukan oleh para pengusaha yaitu dengan meninmbun minyak goreng sehingga yang harusnya kebutuhan rumah tangga terpenuhi, jadi langka karena ditimbunnya minyak goreng
Pemerinta harus bertinda tegas kepada para pengusaha yang menimbun barang dengan sanksi pidana kalau perlu dicabut izin edarnya sehingga mereka jera karena penimbunan inilah yang akan menyengsarakan rakyat dan masyarakat Indonesia.
Begitupula dengan yang terjadi di jawa Timur, Gubernur Jawa Tmur Khofifah Indar parawansa menyebutkan bahwa produksi di jawa timur ini surplus karena mencapai 63 ribu ton per bulan sedangkan kebutuhannya mencapai 59 ribu ton masih ada 4 ribu ton yang sisa, saat ia mengunjungi pabrik produksi minyak goreng di Jawa Timur
Ia menyimpulkan adanya ditribusi minya goreng yang terputus ke konsumen karena memang di pasaran minyak goreng ini langka. Karena jalur distribusinya adalah produsen ke konseum sehingga minyak goreng dapat menjangkau seluruh masyarakat