BLT RTLH Rp 15 Juta Untuk Perbaikan Rumah Tak Layak Huni
Bingkaiberita.com -Pemerintah akan melanjutkan program bantuan sosial kepada fakir miskin melalui kementerian Sosial melalui perbaikan rumah tak layak huni sesuai dengan rapat kerja Komisi VII DPR RI. Tak hanya pemberian uang tunai yang diberikan kepada fakir miskin, melalui program bantuan langsung melainkan juga mendapatkan uang untuk perbaikan rumah sebesar Rp. 15 juta kepada kepala keluarga yang telah terdata oleh Data Terpadu Kesejahteran Sosial
Rumah menjadi unsur yang paling penting dalam urusan pokok keluarga selain sandang dan pangan. Karena pada posisi ketiga setelah sandang, pangan dan papan. Pemerintah akan memberikan bantuan secara langsung kepada si penerima yang berhak mendapatkannya melalui program BLT RTLH.
Program ini tidak serta merta diberikan langsung kepada fakir miskin melainkan peneriman bantuan ini bagi rumah yang telah diusulkan sangatlah tidak layak huni di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Dan uang yang diberikan oleh penerima bantuan digunakan untuk perbaikan Rumah Tak Layak Huni (RTLH)
Selain itu, bantuan pemerintah yang awalnya sembako saat ini akan diganti dengan pemberian bantuan sosial yang berupa uang tunai sebesar Rp. 200 ribu per kepala keluarga miskin selama 6 Bulan yang akan disalurkan ke seluruh provinsi yang ada di Indonesia termasuk DKI Jakarta dan sekitarnya.
Penyaluran bantuan tersebut akan dilakukan melalui PT POS Indonesia (Persero) melalui Bank BUMN dari bulan Januari sampai Juni dengan total anggaran 12 Trilyun. Sampai saat ini penyaluran bantuan melalui PT POS Indonesia dan Bank BUMN telah tersalurkan dengan baik tanpa ada hambatan sama sekali.
Semoga bantuan ini dapat tersalurkan dengan baik dan sesuai dengan target yang diharapkan pemerintah untuk benar-benar tersalurkan kepada rakyat kurang mampu yang memiliki rumah tak layak huni. Namun, apakah pemerintah mengetahui betapa banyak orang yang tak memiliki pekerjaan dan rumah saat ini. Mereka menggantungkan kehidupannya melalui pekerjaan yang berat sehingga mereka hanya hidup di kos-kosan yang notabene hanya cukup membiaya hidupnya selama sebulan saja.