Lone Wolf, Aksi Terorisme di Indonesia
Bingkaiberita.com– Aksi terorisme di Indonesia kian menjadi, tak hanya tempat maksiat dan tempat peribadatan melainkan mereka juga menargetkan aparat kepolisian yang telah meringkus teman-temannya. Belakangan ini pelaku tak dikenal telah menusuk aparat kepolisian dan lebih sering aparat menjadi korbannya seperti pada waktu lalu telah meledakkan bom bunuh dirinya. Sehingga aparat kepolisian saat ini harus kembali meningkatkan keamanan untuk dirinya sendiri.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh wakil presiden Jusuf Kalla terkait dengan pelaku teror yang dituju kepada aparat kepolisian:
“Polisi saat ini bekerja untuk memberantas terorisme terkhusus untuk bagian Densus 88 yang sigap atas tindakan aksi terorisme, polisi yang sudah menangkap teman-teman mereka, sehingga saat ini mereka ingin membalasnya. Jakarta , Selasa (4/7/)
Saat ini teknologi menjadi salah satu pengruh besar untuk radikalisme, karena penyebarannya yang begitu mudah dengan informasi yang cepat dan luas sehingga dapat diakses oleh semua orang dan disetiap waktu. Hal itu seperti yang ditambahkan oleh Jusuf Kalla.
Penusukan dua orang brimbob di masjid faletehan menunjukkan cara balas dendam teroris terhadap pihak kepolisian di sekitar Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pelaku yang sempat elarikan diri ini tak lama kemudian langsung ditembak oleh polisi, dalam hal ini wakil presiden jusuf kala menyebutkan sebagai motif balas dendam
Tak hanya dari seseorang, kelompok radikal tersebut dicuci otaknya melainkan juga disebarkan melalui teknologi menjadi salah satu peran yang penting dala membentuk manusia yang radikal. Disamping itu juga pelajaran, pengajaran, radikalisme, sampai yang berbau porno juga masuk di dalam teknologi.
Ada yang beranggapan bahwa isu akhir -akhir ini salah satu jaringan teroris tanpa pemimpin atau tidak terikat dengan jaringan teroris manapun atau yang kerap disebut dengan istilah lone wolf, salah satu penyebaran yang paling mudah dari website ataupun sosial media. Dan boleh jadi dipengaruhi oleh chatting baik dari telegram ataupun media sosial lainnya. Aksi yang seperti ini tidak disertai dengan aksi teroris skala besar karena pelaku melakukannnya sendiri.
Pemerintah dalam hal ini harus menekankan patroli di Internet dengan memberdayakan BIN, Polri, Badan Cyber dan Kemkominfo. Semua website yang mengandung unsur-unsur radikalisme harus di take down seperti yang diungkapkan oleh Kepala BNPT. Sehingga kalau sudah ditutup pada hal yang menyebabkan radikalisasi ini dapat mengurangi beberapa bentuk dan motif teroris di Indonesia.