Cara Shalat Tarawih di Rumah Niat, Do’a dan Bacaannya
Bingkaiberita.com – Ditengah mewabahnya pandemi corona seperti saat ini, umat muslim di Indonesia diwajibkan untuk menjalankan sholat di rumah terlebih saat memasuki bulan Ramadhan seperti saat ini, Salat Tarawih memiliki keutamaan berkali-kali lipatpun harus dilaksanakan di rumah masing-masing.
Shalat tarawih dapat dilakukan secara individu bagi yang saat ini isolasi mandiri meskipun tidak bersama keluarga. Namun, bagi yang saat ini stay at home bersama keluarga dapat menjalankan ibadah Sholat tarawih bersama sama.
Dengan menjalankan ibadah shalat tarawih di rumah diharapkan dapat mengurangi dampak penyebaran virus covid 19 meskipun dalam kondisi seperti saat ini. Sebaiknya anda lakukan di rumah dengan berjamaa’ah ataupu sendiri sendiri.
Cara Shalat Tarawih
Shalat tarawih ini dapat dilakukan sesudah shalat isya’ seperti yang telah kita lakukan bersama-sama setiap tahunnya di masjid. Namun, ada juga yang mengerjakan shalat tarawih ini di sepertiga malam terakhir karena memang shalat tarawih ini adalah salah satu slat malam hari yang dilaksanakan setelah habis tidur atau sebagai pengganti salat tahajud.
Kemudian untuk jumlah shalat tarawih sendiri sesuai dengan yang anda kerjakan selama ini, anda jika setahun yang lalu shalat berjamaah menggunakan 8 rakaat maka anda bisa mengerjakan salat tarawih 8 rakaat dan 3 rakaatnya lagi salat witir.
Namun, ada juga yang mengerjakannya dengan jumlah 20 rakaat salat tarawih dan 1 rakaat salat witir. Anda bisa memilih yang sering anda lakukan setiap tahunnya. Dan juga salat tarawih ini adalah tergolong salat sunnah yang dikerjakan mengikuti kaidah salat sunnah yaitu dua rakaat salam hal itu seperti yang disampaikan oleh Mazhab Syafi’i yang digunakan seluruh umat islam di Indonesia
“Shalat Tarawih tidak sah dikerjakan empat rakaat dengan satu salam, tetapi ia harus ada salam setiap dua rakaat karena hadits menyatakan demikian,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 112)
Nah, untuk melakukan salat tarawih ini mereka harus tartib atau tertib seperti salat wajib pada umumnya yaitu sebagaiman berikut
1. Mengucapkan niat salat tarawih sebelum mengerjakannya bisa di dalam hati atau diucapakan secara jahr atau lantang.
2. Takbiratul ihram atau mengucapakan takbir dengan mengangkat kedua tangan
3. Membaca do’a iftitah dan dilanjutkan dengan membaca alfatihah kemudian anda baca surat pendek yang anda hafalkan selama ini.
4. Setelah itu anda rukuk dan berdiri i’tidal
5. Setelah itu anda sujud pertama
6. Duduk diantara dua sujud
7. Selanjutya sujud kedua
8. Kemudian anda berdiri kembali mengulangi rakaat kedua dengan gerakan yang sama pada rakaat pertama
9. Kemudian anda salam dan membaca do’a sholat tarawih
Adapun beberapa bacaan niat dan doa salat tarawih bisa anda lihat dibawah ini:
Bacaan Niat Shalat Tarawih
Bagi yang saat ini kebingungan terkait dengan bacaan apa yang dikerjakan dan bagaimana niat untuk shalat tarawih akan kami sampaikan seperti dibawah ini:
Ushalli sunnatat Tarwihi rak‘ataini mustaqbilal qiblati ad’an lillhi ta‘la.
Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah SWT.”
Bacaan Do’a Shalat Tarawih
Bagi yang sudah selesai melaksanakan shalat tarawih mereka diharuskan membaca do’a sholat tarawih dengan pelafalan sebagaimana berikut:
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa ‘alâ sariirl karâmati qâ’idîn. Wa bi hûrun ‘in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.” (Lihat Sayyid Utsman bin Yahya, Maslakul Akhyar, Cetakan Al-‘Aidrus, Jakarta).
sumber: nu.or.id