Siapa Sosok Raja Jawa? yang disebut Bahlil Lahadalia
Bingkaiberita.com – Dalam sebuah pidato perdana ketua umum baru partai Golongan Karya, mengungkapkan kengerian jika main-main dengan sosok Raja Jawa. Hingga disorot oleh Media Berita yang berasal dari Inggris karena menjadi sebab simbol peringatan darurat demokrasi Indonesia.
Artikel Media Inggris ini menulis The King of Java Inflames an Indonesian ‘democratic emergency’. Ketua umum tersebut enggan untuk memberikan jawaban terkait soal sosok Raja Jawa yang disebut.
Namun, beredar slentingan di tengah Masyarakat panggilan tersebut merujuk ke orang nomor satu di Indonesia yaitu Presiden Indonesia saat ini.
Media inggris tersebut menyebutkan bahwa ada upaya yang dilakukan oleh Presiden saat ini untuk mempertahankan kekuasaanya sehingga membuat marahnya rakyat hal itu juga dilakukan oleh Soeharto Presiden yang telha memimpin Indonesia selama puluhan tahun sejak 1967 sampai dengan 1998
Peringatan yang dilontarkan oleh ketua umum partai Golongan Karya, untuk tidak main-main dengan raja jawa yang sangat fenomenal. Apalagi telah mengambil partai dari diktator dengan menempatkan orang pilihan presiden sebagai pemimpin baru.
Upaya pertahanan kekuasaan tersebut juga dapat terlihat ketika ada putusan Mahkamah Konstitusi dalam penyusuna UU Pilkada yang telah disahkan sehingga anaknya dapat berkontestasi politik diajang pemilihan kepala daerah nantinya sehingga membuat lini masa ramai dengan lambang cetak biru garuda yang menyatakan kegawat daruratan demokrasi Indonesia.
Disaat kondisi demokrasi yang sangat pelik ini, mantu presiden pun juga ramai diperbincangkan karena telah melakukan perjalanan ke luar negeri dengan menggunakan jet pribadi yang berasal dari China.
Awal karier sang presiden kali ini berbeda dari pendahulunya yang berlatar belakang militer, nampak seorang pengusaha kecil yang tampak berbeda dan tidak memiliki ambisi politik sebelumnya.
Namun, setelah adanya bayang-bayang pemakzulan dari berbagai partai politik datang menghantuinya, iapun menolak memberikan kursi kabinet sebagai imbalan.
Dan sempat memunculkan gagasan untuk memperpanjangnya tiga periode untuk mempertahankan jabatan melalui deklarasi darurat akan tetapi para pemimpin partai menolak ide tersebut dengan mengubah haluan mendukung lawannya dan menyandingkan anaknya sebagai wakil presiden.
