Wacana Indonesia Kembali ke OPEC Dinilai Belum Layak
BingkaiBerita.com (Jakarta) – Wacana mengembalikan kembali Indonesia masuk ke Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak (OPEC) ditanggapi pesimis oleh Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) yang membidangi persoalan energi. Hal tersebut dilakukan untuk mengendalikan harga emas hitam di bursa global yang saat ini mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
Salah satu Anggota Komisi VII DPR-RI, Kurtubi mengatakan, Indonesia belum memenuhi syarat dari keanggotaan OPEC. Menurutnya, nilai selisih ekspor dan impor yang cukup besar saat ini menjadikan Indonesia tidak mungkin untuk kembali bergabung bersama negara-negara yang telah bergabung dalam keanggotaan OPEC.
“Indonesia 10 tahun lagi bisa ikut OPEC.kalau pemerintah serius melakukan pembenahan sistem regulasi yang selama ini menjadi penghambat eksplorasi migas. Saat ini impor migas sekitar US$40 sampai US$50 miliar per tahunnnya”, ujar Kurtubi, Selasa (12/5/2015).
Estimasi kebutuhan konsumsi minyak mentah di Indonesia saat ini mencapai 1,6 juta sampai 1,7 juta barel per hari. Kebutuhan yang semakin meningkat Indonesia hanya mampu memproduksi sedikitnya 750 ribu barel per hari. Mengingat permintaan yang tingi dan menutup defisit minyak tersebut kini Indonesia terpaksa mengimpor minyak dalam jumlah yang cukup besar setiap tahunnya.
Kembalinya Indonesia untuk bergabung dalam keanggotaan OPEC merupakan ide yang bagus untuk dapat bisa mengendalikan harga dan kuota produksi minyak dunia. Dilain itu bergabungnya Indonesia ke dalam keanggotaan OPEC dapat mengembalikan kehotmatan Indonesia di mata publik Internasional.
Kebutuhan migas di Indonesia yang semakin tinggi membuat pemerintah segera untuk melakukan inovasi untuk mencukupi kebutuhan migas di Indonesia. Wacana untuk bergabungnya kembali Indonesia kepada keanggotaan OPEC dinilai positif untuk dapat menstabilkan harga migas dan kebutuhan migas yang semakin hari semakin meningkat. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang perlu dikerjakan terlebih dahulu agar Indonesia layak masuk ke dalam keanggotaan OPEC.